Review Film Split: Selamat Datang Kembali M. Night Shyamalan!

6:49 PM

Ingat betul rasanya, ketika The Last Airbender rilis, saya dan teman-teman memilih untuk menontonnya di  bioskop ketimbang menontonnya di laptop - padahal kami punya file bajakannya dengan resolusi lumayan bagus. Keputusan ini kami ambil karena kala itu serial Avatar begitu sukses, dan kami rasa itu akan terjadi juga di filmnya. Alih-alih jadi sesuatu yang megah, The Last Airbender malah jadi salah satu film adaptasi tersampah yang pernah saya tonton. Kesalnya diri ini terhadap M. Night Shyamalan yang juga sang pembuat The Sixth Sense pun tak terbendung.

Beberapa tahun kemudian, saya melewatkan banyak film buatan Shyamalan karena kekesalan tersebut masih ada. Hingga akhirnya beberapa waktu lalu saya tertarik untuk menonton Split. Dengan menaruh harapan di bawah ekspektasi, saya merelakan apapun yang akan terjadi dalam bioskop, dan sudah siap untuk dikecewakan. Namun di luar dugaan, Split menyuguhkan sebuah konsep dan ide yang menyenangkan saya.


Secara garis besar, Split berpusat tentang Kevin yang diperankan oleh James McAvoy. Ia menculik 3 gadis, dan menahannya di sebuah rumah untuk kemudian diberikan kepada 'monster'. Kevin memiliki 23 kepribadian yang membuatnya sukar untuk dikendalikan. Ada banyak karakter lain yang muncul dalam film ini dengan tujuan menghambat kegilaan-kegilaan kevin beserta kepribadiannya.

Premis sederhana itu ternyata bisa berkembang menarik dan justru menegangkan. Meskipun secara production value film ini tak bisa dibanggakan, namun semangat indie kelas Amerika dalam film ini perlu diapresiasi. Budgetnya kurang dari 10 juta dollar AS, bandingkan dengan The Last Airbender yang dimodali 150 juta dollar AS. Dengan budget minim ini Shyamalan justru bisa menghibur saya jauh yang The Last Airbender bisa lakukan. Pengalaman yang ditimbulkan setelah menonton film ini pun begitu positif.

Namun yang jadi sorotan utama tetap kegemilangan James McAvoy dalam memerankan Kevin. Saya sungguh menyukai bagaimana McAvoy bisa menampilkan berbagai karakter dalam film ini. Tanpa celah. That was a pure class, I think.

Dari segi penyutradaraan dan cerita, film ini punya kerumitan-kerumitan plot yang akan membuat anda bingung jika melewatkan beberapa scene. Ada banyak metafora serta analogi menarik yang bisa kita dapatkan dalam film ini. Kisahnya memang tak cukup sederhana untuk dinikmati, tapi memuaskan. Shyamalan seperti menemukan kembali jati dirinya yang sudah lama terkubur.


Overall, saya merekomendasikan film ini bagi Anda yang ingin merasakan kembali The Sixth Sense. Jangan lupa ucapkan pula selamat datang kembali M. Night Shyamalan. Mari maafkan dosa-dosanya terdahulu.

Rating: 8/10

You Might Also Like

0 comments