Kadang kita perlu bicara empat mata dengan orang lain untuk membahas hal yang serius. Bukan, maksud gue bukan Empat Mata ama Tukul. EA EA EAAAAA.
Dengan bicara empat mata, lo akan bisa melihat seseorang dengan cara lo sendiri. Karena hanya ada 2 orang, maka gak akan ada orang lain yang mempengaruhi persepsi lo. Kecuali setan yang lagi hinggap, hap, lalu ditangkap.
Bicara Empat Mata.
Kenapa sih idiom indonesia untuk ngobrol berdua itu 'bicara empat mata'?
Oke, gue berusaha menelaahnya.
Ketika lo lagi ngomong sama orang, bahasa yang diucapkan lewat mulut itu hanya berarti sedikit. Akan banyak bahasa non verbal yang dikeluarkan oleh lawan bicara ketika lo menanyakan sesuatu. Contohnya:
A: Kamu marah ya sama aku?
B: Enggak kok. (Dengan muka membuang ke samping)
Menurut lo, si B beneran gak marah? Atau marah?
Pasti menurut lo, marah kan. Soalnya gue tambahin ekspresi membuang wajah pada dialognya. Coba gue ganti 'sambil tersenyum dan berkedip', pasti artinya akan beda lagi.
Ketika orang berbicara, hampir dari seluruh indera gue memperhatikan ekspresi wajah ketika mengucapkan sesuatu. Memang gue dengerin apa yang lawan bicara gue ucapkan, tapi gue lebih tertarik untuk memperhatikan bagaimana matanya berbicara.
Mata adalah satu titik utama yang punya arti banyak ketika berkomunikasi. Well then, ketika lo berbicara dengan seseorang usahakan mata lo gak pergi kemana2. Karena artinya bisa banyak banget.
Ketika seseorang ditanya dan menjawab dengan mata sedikit ke arah atas, maka dia berusaha mengingat-ngingat jawabannya. Dan ketika seseorang ditanya lalu menjawab dengan mata sempat ke samping, itu berarti bohong. Gak percaya, buktiin aja deh :)) kata om Mario Teguh sih kurang lebih gitu hehe. Kata-kata verbal yang keluar dari mulut itu hanya 2% dari kekuatan komunikasi, 95% sisanya bahasa Non Verbal dan 3% urin.
Dengan mata, lo gak akan bisa bohong dengan mudah. Kalo mau bohong mending tutup mata aja.
Gue sih mencoba untuk menahan mata gue berpindah2 ketika sedang bicara. Ya tujuannya supaya bahasa verbal gue diterima dengan seksama tanpa gangguan bahasa non verbal gue, meskipun gue tau itu percuma, karena pasti bahasa non verbal yang diserap. Tapi apa salahnya mengurangi mata gue yang sliweran kemana-mana ini haha
Dengan mata, gue bisa tau mana orang yang serius dan mana orang yang acuh. Dengan ucapan mata, gue bisa tau mana orang yang mencoba baik dan menutupi masalahnya. Dengan gerakan mata, gue bisa tau batas kebosanan seseorang dan gaya dia menerima orang baru.
Bicara Empat Mata?
Karena bahasa bukan cuma kata-kata, tapi mata.
Dengan bicara empat mata, lo akan bisa melihat seseorang dengan cara lo sendiri. Karena hanya ada 2 orang, maka gak akan ada orang lain yang mempengaruhi persepsi lo. Kecuali setan yang lagi hinggap, hap, lalu ditangkap.
Bicara Empat Mata.
Kenapa sih idiom indonesia untuk ngobrol berdua itu 'bicara empat mata'?
Oke, gue berusaha menelaahnya.
Ketika lo lagi ngomong sama orang, bahasa yang diucapkan lewat mulut itu hanya berarti sedikit. Akan banyak bahasa non verbal yang dikeluarkan oleh lawan bicara ketika lo menanyakan sesuatu. Contohnya:
A: Kamu marah ya sama aku?
B: Enggak kok. (Dengan muka membuang ke samping)
Menurut lo, si B beneran gak marah? Atau marah?
Pasti menurut lo, marah kan. Soalnya gue tambahin ekspresi membuang wajah pada dialognya. Coba gue ganti 'sambil tersenyum dan berkedip', pasti artinya akan beda lagi.
Ketika orang berbicara, hampir dari seluruh indera gue memperhatikan ekspresi wajah ketika mengucapkan sesuatu. Memang gue dengerin apa yang lawan bicara gue ucapkan, tapi gue lebih tertarik untuk memperhatikan bagaimana matanya berbicara.
Mata adalah satu titik utama yang punya arti banyak ketika berkomunikasi. Well then, ketika lo berbicara dengan seseorang usahakan mata lo gak pergi kemana2. Karena artinya bisa banyak banget.
Ketika seseorang ditanya dan menjawab dengan mata sedikit ke arah atas, maka dia berusaha mengingat-ngingat jawabannya. Dan ketika seseorang ditanya lalu menjawab dengan mata sempat ke samping, itu berarti bohong. Gak percaya, buktiin aja deh :)) kata om Mario Teguh sih kurang lebih gitu hehe. Kata-kata verbal yang keluar dari mulut itu hanya 2% dari kekuatan komunikasi, 95% sisanya bahasa Non Verbal dan 3% urin.
Dengan mata, lo gak akan bisa bohong dengan mudah. Kalo mau bohong mending tutup mata aja.
Gue sih mencoba untuk menahan mata gue berpindah2 ketika sedang bicara. Ya tujuannya supaya bahasa verbal gue diterima dengan seksama tanpa gangguan bahasa non verbal gue, meskipun gue tau itu percuma, karena pasti bahasa non verbal yang diserap. Tapi apa salahnya mengurangi mata gue yang sliweran kemana-mana ini haha
Dengan mata, gue bisa tau mana orang yang serius dan mana orang yang acuh. Dengan ucapan mata, gue bisa tau mana orang yang mencoba baik dan menutupi masalahnya. Dengan gerakan mata, gue bisa tau batas kebosanan seseorang dan gaya dia menerima orang baru.
Bicara Empat Mata?
Karena bahasa bukan cuma kata-kata, tapi mata.